Menjadi Ratu
Jangan ramai-ramai. Aku sedang sibuk membangun ulang dan memperbaiki istanaku. Nanti kalau sudah selesai, kamu boleh mampir. Akan aku jamu kamu dengan earl grey tea hangat, coklat, ataupun es kopi susu gula aren favorit kita. Juga dilengkapi muffin coklat hangat atau mungkin kukis.
Aku akan sedikit bercerita mengenai ini. Dulu kupikir, untuk menjadi ratu, aku harus bertemu dengan rajaku dulu. Atau paling tidak saat aku menjadi putri, aku harus bertemu pangeranku. Pangeran berkuda besi yang perangnya di dunia maya. Namun, ternyata sekarang aku menemukan fakta bahwa seorang perempuan bisa menjadi ratu di kerajaannya sendiri. Tanpa perlu menunggu bertemu pangeran ataupun raja. Tanpa perlu dijodohkan dengan kerajaan di negeri seberang. Tanpa takut dicap rakyatnya sebagai perawan tua. Seorang ratu juga tidak perlu takut mahkotanya akan terjatuh. Sebab, mahkota sesungguhnya tidak bertengger di kepala, tetapi di kedalaman jiwa.
Meski demikian, seorang ratu yang memerintah di kerajaannya sendiri tidak berarti akan menolak menjadi istri seorang raja. Karena sekali dia menjadi ratu bagi kerajaannya sendiri, dia akan tetap mampu menjadi ratu di mana pun.